Reflux - Embargo

--Shibaura Institute of Technology, SIT.
   2 Syawal.. Sabtu 16 Juni 2018


Jose Samarago melalui 'Reflux' membuat analogi yang menarik tentang kehidupan satu negara. Setelah diam beberapa menit dan mencoba membaca ulang 'embargo', meninjau lagi beberapa hal penting dari simbol2 yang secara sederhana menjelaskan dengan begitu gamblang rapuhnya sebuah negara(kumpulan individu yang secara sistematis menentukan gerakan besar mekanis : mesin hukum  yang memiliki daya besar), dan bagaimana satu individu bisa terlibat dalam perasaan rawan yang menyeretnya menuju pikiran yang dilebih-lebihkan bahwa dirinya telah secara harfiah 'bersatu' dengan mobilnya, maka kalau saja semua negara penghasil minyak utama serentak bersekongkol menolak menjual barang paling pokok itu, seperti yang digambarkan lewat cerita kafkasque Samarago yang kelam, dunia bisa melorot menuju ketidakmampuan.

Embargo minyak, dengan demikian adalah sebentuk kajahatan kemanusiaan yang jika sebuah negara memutuskan melakukannya, akan menyeret keluar kembali keadaan yang lebih buruk dari depresi ekonomi paling parah yang pernah terjadi, kemudian manusia akan mati dengan konyol dalam mobil2 nya.
Kurang lebih pesan itu yang kutangkap dari cerita kelam 'embargo'.

'Reflux' tadinya ingin aku tunda esok hari. Tetapi Sabtu  dalam cuaca buruk tidak banyak yang bisa aku lakukan di tempat ini, dan aku sangat merindukan untuk bisa mengobrol. Hal itu begitu kecil kemungkinannya sekarang. Untung saja Jepang punya kebiasaan yang lain, sehingga aku bisa menghabiskan waktu di perpustakaan  walau pun hari minggu. Kupikir dalam cuaca seburuk ini orang2 akan enggan memasuki perpus, tetapi begitu masuk aku harus berjalan melalui beberapa lorong untuk memperoleh kursi kosong.

Reflux aku habiskan segera, dan setelahnya aku mengambil catatan lantas menggambar sebuah tabung reaksi.

Kurang lebih seperti ini deskripsi dari tabung yang aku gambar :

Tabung sebelah kiri, berisi air yang mengandung beragam hal. Saat dipanaskan, uap air murni akan bergerak melalui spiral. konsentrasi gas yang bergerak melewati media dengan suhu lebih rendah itu pelan-pelan terkondensasi, kemudian air yang murni lama2 masuk ke tabung kanan.

pada dasarnya dua tabung menampung air yang sama. Satu-satunya yang jadi perbedaan ialah tabung kiri telah menampung air jauh lebih lama dan entah karena hal apa lama-kelamaan kemasukan zat-zat kotor yang kini mengendap di dasar sebagai bentuk padat.

di dalam cerita yang yang sangat pendek itu, tidak ada sama sekali kalimat tentang tabung kiri atau tabung kanan.  Tapi waktu aku membaca keseluruhan kisah, dan penasaran mengapa  ia diberi judul seperti itu, aku segera mencari tahu makna 'reflux', dan tabung kiri-tabung kanan adalah apa yang aku pahami.

Nah, sekarang api dapat dianggap sebagai satu 'penyebab'; penyulut terjadinya hal-hal penting, yang selanjutnya bisa kita sebut reformasi, revolusi, perang, konflik atau apapun.

disinilah proses dimulai. kupikir tabung kanan pada akhirnya akan mulai tercemari, dan secara alami akan terjadi rangkaian sama, pada gilirannya 'reflux', lalu tabung ketiga kini berdiri sebagai perwujudan negeri yang baru, murni, memiliki semangat dan masa depan, mengenang tabung kedua yang berisi endapan 'sejarah'.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar