Biasanya aku mulai menulis dan merasa ingin membagikannya pada entah-siapa melalui blog ini, jika tiba2 aku menyadari sesuatu. 

Selang beberapa waktu lalu, aku menghadapi masalah serius karena dinding telinga sebelah kiri yang terlalu tipis itu berdarah ketika aku hendak membersihkannya menggunakan cotton bud. Aku ketakutan karena darah mengalir sangat banyak. Rasa dingin yang menyebarkan bau besi itu terasa di sebelah kiri wajahku, dan begitu aku melihat cermin aku terkejut pada fakta bahwa selama ini aku belum pernah melihat darah manusia sebanyak itu, baik darahku atau darah orang lain.

Nah, barangkali karena itulah, karena tubuh ini belum pernah berdarah seperti itu, aku mulai menyadari beberapa hal yang ternyata membuatku sangat gusar.

1. Aku belum pernah dipukul oleh seseorang dengan pukulan kebencian yang membuat darah keluar entah dari mulut, hidung, telinga, atau apapun itu. 

2. Menurut dokter, rupa-rupanya aku beruntung karena yang terluka hanyalah dinding telinga. Aku merenung apakah upaya membesar-besarkan hati dengan mengatakan "untung saja....bla, bla,bla"  adalah bentuk sikap optimisme atau semata-mata ungkapan ketidakterimaan kita pada satu ketololan. Mungkin dalam kalimat lain apa yang dimaksud dokter ini seperti ini : jika kamu tidak terlalu tolol, telingamu seharusnya tidak kenapa-kenapa.

3. Melanjutkan poin nomer 1, entah kenapa aku merasa telah melewati threshold, satu titik bahwa tubuhku akhirnya pernah mengalami sebentuk tekanan fisik yang rupanya tidak begitu ngeri. 

4. Setelah kupikir ulang, aku pernah juga mengalami perasaan yang sama ketika di-khitan dulu. Barangkali yang membedakan hanyalah kenyataan bahwa pada titik ini akulah satu-satunya orang yang perlu mengurus persoalan ini. Kenyataan itu, sebagaimana aku katakan diawal, telah membuatku gusar dengan caranya sendiri bahwa pada akhirnya aku perlu menghadapi banyak persoalan seorang diri. Baik yang tolol semacam ini atau yang lain nya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar