Tulisan ini mengendap cukup lama dan aku tunda untuk menaruhnya di sini lantaran aku kesulitan menyusunnya. Ia begitu melelahkanku, dan aku kesulitan membuatnya menjadi bentuk yang rapih.

Pada intinya aku mau menceritakan beberapa nama yang setiap kali aku tanyakan pada seseorang, jarang yang pernah mendengarnya:
Kira-kira, di awal masa-masa kuliah, aku mulai tertarik dengan tulisan-tulisan Nietzsche. Awalnya aku mengetahui sedikit tentangnya dari buku Syahwat Keabadian yang aku "curi" dari kamar kakakku, Raudika. (Banyak bukunya yang aku curi, makanya aku merasa tidak enak dan tulisan ini bagaimanapun bisa aku buat lantaran buku curian itu. Karena rajin menulis, ia bisa dengan mudah di temui di sini : mazeass.wordpress.com) Aku kira itu bertahun lalu, tapi puisi-puisi Nietzche masih rajin aku baca sampai sekarang. Sama seperti semua orang yang berkomentar tentang Nietzche, aku pun berpikiran betapa malangnya orang ini.

Aku tertarik pada pria ini bukan secara positif, mengingat sisi keyakinan soal ketuhanan yang ia pegang, atau caranya menghujat, menyatakan Tuhan telah mati. Aku tertarik pada Nietzsche sebagai manusia yang jujur. Kudengar sebelum mati, akal sehatnya terganggu dan suatu hari orang-orang mendapatinya manangis memeluk kuda penarik gerobak yang sekarat. Barangkali ia berpikir tentang betapa beruntungnya kuda yang tersiksa dan hendak mati itu. Nietzche membuatku berpikir betapa sangat disayangkan bagaimana sesuatu yang cemerlang bisa berakhir demikian.

Tulisan lain yang begitu banyak mempengaruhiku adalah cerpen-cerpen dan novel-novel Kafka. Ia tidak bernasib lebih baik dari Nietzche. Karya brilian seperti novela "Metamorphosis" tentang seorang pria yang tiba-tiba berubah menjadi seekor kecoa, bisa saja lenyap dari sejarah dan tidak pernah dibaca siapa pun seperti hari ini, mengingat kondisi mental pada akhirnya membuat Kafka membakar sebagian karyanya. Nietzche dan Kafka selanjutnya menjadi sebab aku menghabiskan waktu dengan Samarago dan Dostoyefsky. Jika mengingat-ingat lagi bagaimana aku secara berulang-ulang membolak-balik Note from the Underground-nya Dostoyefksy  atau Things-nya samarago, kupikir kala itu aku telah sepakat dengan mereka tentang bagaimana diri ini hendak menempati dunia.

Berkaca melalui tulisan-tulisan mereka, aku diliputi rasa ngeri bagaimana kehidupan ini berlangsung. Dan semuanya membawaku pada kesimpulan bahwa diri ini tidak akan pernah bisa menjangkau semua hal teramat halus yang membanjiri sekitarku berisi satu hal yang absolut : kegelapan berisi absurditas. Aku kerap berjalan (bergerak di dalam gerbong, Bus, atau hanya berjalan) melaui banyak manusia dan bertanya betapa banyak wajah telah aku jumpai (dan kulupakan). Sebagain barangkali telah menghadapi kematian. Di satu sudut kota aku mendapati diri berada di lingkungan yang jika aku berjalan menjuhinya beberapa meter saja, maka aku mendapati keadaan yang bertolak dengan lingkungan itu. Sekelompok orang duduk dengan semangkuk Remen, sekelompok lagi berjingkat-jingkat di pinggir jalan raya penuh asap.
Kemudian berpuluh-puluh pertanyaan seperti ini muncul :
Dari mana kejahatan berasal?
Kenapa setan dibiarkan?
dan seterunsya..

Aku sebetulnya  ingin menyelesaikan tulisan ini sekali duduk, hanya barangkali akan sangat lama sampai ini berakhir. Tetapi satu hal membantuku mencapai kesimpulan yang memuaskanku, yaitu Tuhan telah berkehendak dan apa yang kupikir baik atau buruk adalah apa yang muncul semata-mata dari kemampuan akalku yang terbatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar