entahlah..

Motivasi bisa didapat dari proses yang sebagian besar orang nyebut itu mimpi. Tapi setinggi apa mimpimu, sebesar apapun semangat, suatu saat bisa aja terhenti karena realita yang membingungkan. Cukup sebuah keadaan yang bisa di anggap semacam titik balik seperti lautan yang tiba-tiba surut atau tiba-tiba pasang. Bisa aja semangat yang udah di bangun dan rencana yang udah di buat sematang mungkin, seakan stuck dalam keadaan yang benar-benar membingungkan. Dalam beberapa kasus, tidak hanya stuck, tapi runtuh seketika. Bingung dengan 'titik balik' yang saya maksud? sudahlah, gak usah bingung. Saya pun masih agak bingung.
Jadi biar lebih jelas, saya akan gambarkan kondisinya.
Suatu hari, saat saya mencoba maju dan bergerak dari keadaan yang menyedihkan ini, rasa-rasanya ada sesuatu yang menahan dan membuat pergerakan itu jadi kosong dan kelihatan gak berarti. Tapi di sisi lain rasa penyesalan semakin lama terus bertumpuk dan hanya menghasilkan umpatan-umpatan.
Anjrit, kenapa gua buang-buang waktu kaya begitu? 
Lalu saya mencoba bergerak lagi. Tetapi 'titik balik' aneh yang saya alami, tanpa saya tau kenapa, menahan saya dari berbagai tindakan yang emang seharusnya dilakukan entah itu berguna atau engga. Kemudian ungakapan seperti ini, It doesn't matter what the result is. At least you've tried and done your best. 
rasanaya udah gak berlaku lagi. Ketika itu tiba, bayang-bayang kegagalan seakan menyelimuti hari-hari.

Tentu saja siapapun gak akan pernah tau kapan dia akan merasa terjebak dalam keadaan yang membuat semua tindakannya serba salah. Maksud saya buka seperti dalam pepatah makan buah simalakama, tapi ini lebih pada kondisi memperihatinkan yang sebetulnya tidak secara langsung berdampak runyam, hanya saja pengaruhnya lebih pada ketidaktenangan batin dan memunculkan sebuah perasaan seperti yang tadi saya jelaskan dengan sangat tidak jelas karena saya pun sejujurnya bingung mendeskripsikan jenis perasaan macam apa yang saya maksud, tetapi yang pasti, seakan mimpi-mimpi yang telah lama dibangun dan kalimat-kalimat motivasi yang kita catat dan kita jadikan penyemangat gak ada gunanya lagi.

Jangan anggap bahwa hal ini dirasakan semua orang. Ada saja pasti, sangat banyak tentunya, orang yang berjalan mulus dalam 'rel'. Tapi untuk orang-orang yang mungkin berfikiran sama dengan saya. Marilah untuk memikirkan lagi apa sebenarnya 'ini'. Seperti yang coba saya lakukan sekarang. Lewat tempat ini.
Sebetulnya apa maksud dari keadaan ini? mungkin langkah awal yang paling mudah untuk menjelaskannya adalah dengan menerjemahkan lirik-lirik lagu Fix You-nya Coldplay. Yang gak tau lah berhubungan atau engga, tapi apa yang digambarkan di dalam lagu itu emang mirip dengan asal-muasal dari munculnya perasaan aneh ini.

When you try your best but you don’t succeed
When you get what you want but not what you need
When you feel so tired but you can’t sleep
Stuck in reverse

And the tears come streaming down your face
When you lose something you can’t replace
When you love someone but it goes to waste
Could it be worse?...[terjemahin sendiri!!]
Pada akhirnya, saya mau menghubungakan ini semua dengan satu kata yang oleh sebagian orang dianggap source of power dan bagi sedikit orang lainnya dianggap kekanak-kanakan.
Mimpi. Sebenernya misteri macam apa kah mimpi itu? Dulu waktu kecil orang tua kita mengajarkan cara menyanyikan mimpi sebelum tidur. membuat tidur menjadi nyenyak dan senyum terlihat begitu murni. Lalu setiap tawa yang keluar membuat nyaman dan rileks orang-orang dewasa itu (makanya jangan heran kenapa orang-orang dewasa begitu betah bulak-balik nambah anak).
Ah, cobalah lihat anak-anak kecil itu. Yang berlarian dengan begitu bahagianya sambil berteriak-teriak cita-cita ku ingin jadi dokter, aku ingin jadi polisi.
Emang sulit membayangkan kalau di suatu saat nanti salah satu dari anak-anak itu akan mengalami keadaan membingungkan ini (Perlu dicatat pula bahwa perasaan ini tidak hanya muncul karena sebentuk kegagalan. Tapi bahkan ketidakpuasan ketika sesuatu yang besar berhasil dicapai pun bisa jadi penyebab utama hal ini, disamping banyak penyebab-penyebab lainnya yang gak saya tahu).

Banyak yang bilang semua orang punya mimpi, semua orang pasti punya mimpi. But at least, saya selalu bertanya-tanya apakah hal seperti itu, mimpi indah yang ingin dicapai, cita-cita mulia, harapan, mimpi setinggi langit, atau apalah, dimiliki juga oleh orang-orang semacam Adolf Hitler, Stallin, atau bahkan jenius Einstein. Atau malahan hidup mereka jalan begitu aja dalam kebimbangan fikiran yang membuat mereka gak pernah puas dan membuat mereka terjebak, lantas bertanya-tanya. Sebenarnya apa yang aku inginkan?? mungkin saja dalam kebingunannya itu Hitler berubah jadi monster, begitu pun Stallin. Einstein jadi Ilmuwan, Gandhi jadi pejuang hak asasi, Soekarno tergerak ingin jadi proklamator bangsa Indonesia, dan Kurt Cobain memilih mengkhatamkan hidup.
Cuma coba menerka (ini pun berdasar pada referensi), mungkin Hitler kecil dulu punya mimpi jadi artis. Ya, emang faktanya sebelum jadi pembunuh nomer wahid sejagad raya Adolf Hitler pernah punya cita-cita jadi seniman. Jadi pelukis. Tapi lukisannya setau saya gagal. Lalu seakan perjuangannya merantau dari Austria ke Jerman untuk jadi seniman sia-sia. Tapi berbagai proses (mungkin saja ada hubungannya dengan teori 'membingungkan' yang saya bahas ini) telah menjadikannya seperti apa yang sejarah kenal sekarang.

Sebetulnya banyak banget lah misteri-misteri yang pantas untuk coba kita pecahkan perihal kenapa, bagaimana, apa, yang menyebabkan orang bisa berbuat begitu rupa. Banyak hal-hal penuh rahasia seperti kegelapan yang sangat dalam, bahkan menurut saya lebih dalam dari pada pusaran di pusat galaksi yang membuat ruang dan waktu jadi teka-teki abadi. Apakah waktu di pusat galaksi berjalan sebagaimana mestinya??

Sepertinya berbicara permasalahan ini gak akan ada selesainya. Toh hidup harus berjalan bukan? Tapi alangkah baiknya kalau kita coba menghubungkan hal ini dengan manusia paling mulia yang pernah hadir di punggung dunia. Siapa lagi kalau bukan Nabi Muhammad SAW. Sejujurnya saya sangat penasaran, apakah dulu sewaktu Nabi masih muda ia pernah mengalami apa yang pernah kita alami? Yang pasti anak muda zaman sekarang hampir-hampir selalu galau, atau minimal terlihat galau walau cuman di jejasos. Nabi tentunya dulu pernah muda kan?? dan anak-anak muda selalu dipenuhi dengan pemikiran baru. Termasuk kegalauan. Ya, tapi siapa juga sih yang gak pernah galau. Kake nenek kita pun pasti sewaktu-waktu masih merasa galau.
Biarlah ini jadi misteri. Saya sebagai penganut Islam sejujurnya sampi saat ini belum tahu percis tentang sejarah Nabi. Bisa jadi mungkin jawaban dari semua ini ada dalam kitab-kitab sirah nabawiyah yang secuilpun belum pernah saya baca.

Perasaan ini emang boleh di bilang sama dengan galau. Tapi galau pun gak selamanya gak berguna seperti kata-kata kegalauan penuh omong kosong yang terlalu sering saya jumpai di jejaring sosial. Saya fikir minimal dari perasaan yang pernah kita rasakan ini, kita bisa tergerak untuk setidaknya mencoba , hanya mecoba memecahkan misteri soal, kenapa, bagaimana, apa yang membuat orang-orang bisa berbuat sedahsyat itu.
Mungkinkah galau bisa membuat orang jadi monster pembunuh jutaan orang semasa perang dunia dua dulu? jadi penemu e=mc2. Bahkan menjadi jalan buat datangnya pencerahan sehingga Gandhi tergerak untuk merubah India.
Ini masih misteri yang coba saya pecahkan kawan.
Ada dua bulan lebih waktu libur yang saya rasa bisa memecahkan (mungkin) satu persen dari misteri besar ini.
24-6-13-03.21


Hujan yang turun beberapa waktu tadi tidak lantas membuat angin sepoi yang menerpa wajah ku hilang pesonanya. Aku hanya menutup jendela kecil yang menjadi pembatas antara aku dan keteduhan malam yang abadi. Turut merasakan langit yang menyimpan banyak misteri. Ah, maafkan aku rerumputan kering yang tergerus terik tadi siang. Pohon-pohon cemara yang mereka tanam aku rasa begitu benci pada semua yang aku rasakan. Bahkan dalam kegelapan yang menyelimuti mereka aku masih bisa melihat kedengkian. Kemudian butir-butir air hujan yang menyelubingi mereka beberapa saat jatuh ke tanah, membasahi rumput kering di kaki-kaki mereka lantas mereka berbisik pada rumput ku yang mulai tumbuh.
'apakah ini sebuah akhir rumput kecil?'
'Akhir?bukankah kau yang diam saja seperti patung. Kau diam saja pada angin yang menerpa mu?'
'Kau tidak mungkin bisa merasakan apapun yang aku rasakan rumput kecil. Kau begitu kecil. Tidak sadarkah betapa kau begitu kecil? Bahkan kau tidak sanggup meraih angin sepoi semalam yang amat memesona.'
'Apa yang bisa aku lakukan selain bermimpi bersama bayang-bayang mu? merasakan kehangatan matahari dibawah kaki mu. Aku bisa melihat senyum-senyum itu bersama jutaan bintang yang gemerlapan. Ketika aku mecoba meraih jutaan cahaya itu, semakin aku berusaha keras, semakin kurasakan cahaya jutaan bintang itu memudar. Tapi kurasa ini bukanlah akhir. Andai saja kau menyerah pada angin sepoi yang kapan saja mampu meruntuhkan mu, aku rasa itulah awal dari akhir yang kau maksud.'

Itulah perasaan manusia.
Aku bermaksud menghabiskan malam ini dengan mendengar bisikan rumput dan cemara yang diterpa angin sepoi itu. Perlahan cahaya pudar dan suara-suara kehidupan menyeruak di antara udara yang masih berbau hujan. Hujan pertama setelah beberapa waktu singkat yang terasa begitu lama.