Inherent

(Jakarta, entah tanggal berapa ramadhan. Ini sebetulnya memoar saja)

Jadi, begini sepi itu
Ia sebetulnya berjalan sebagaimana mestinya pada waktunya
Tapi ia sama sekali tidak terlibat dengan waktu lantaran waktu berlalu menghabiskan sisa jatahnya.
Kurasa itu mengapa malam gelap selalu bisa kita semua lewati dengan tertidur, seperti melompati satu detik yang tidak penting
Tapi sebagian memang tidak begitu, mereka tidak tidur tapi merorok di balkon
Karena sama saja : waktu adalah benda yang mudah disusupi oleh satu hal yang khas
Terkadang seolah-olah hal itu 'inherent'
Aku membencinya,
dan Ia mengikutiku ke mana-mana mengandung semua kebencian yang aku punya.
Ia jadi 'Inherent' dengan rasa benci.
Di lain hari aku bosan menunggu hujan.
Aku bosan dan waktu menjadi 'inherent' dengan kulitku yang menggigil basah.

Tapi sepi sama sekali jauh bebeda
Sepi seolah ditinggal Tuhan!
Ia seperti benda kecil mangapung di ruang kosmos yang terlepas dari gravitasi atau cahaya
Hanya ada energi gelap murni, yang bahkan ia tolak mentah-mentah.

Tidak ada yang lebih membingungkan dari perasaan manusia ini
Walaupun ia bisa dengan mudah menjadi begitu tenang karena lampu yang temaram membawa rasa hangat.
Perlu aku katakan begini : sepi sebetulnya berbohong!
Ia tidak pernah betul-betul 'inherent' dengan apapun, apalagi lampu yang temaram
Silahkan terombang-ambing dalam perasaan berbentuk apapun dan sepi tetap mengendap sendiri.
Ia tertinggal di belakang.
Kemudian aku mengingat-ingat tertawa,
Menangis,
Memeluk,
Sepi tidak bisa 'inherent' dengan semua itu.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan sepi
Pagi hari sebelum matahari datang, kota menjadi sepi
Atau lama setelah orang-orang pulang ke rumah, yang tinggal berjalan sendirian adalah tukang susu, atau tukang jamu, melalui gang

Kurasa, tukang susu selalu bangun lebih pagi sebelum muadzin siap-siap hendak wudhu.

Dan ketika berbicara tentang kesepian, tidak ada yang lebih tahu dari pada tukang susu, tukang sapi, tukang jamu

Atau seseorang yang tiba-tiba terbangun pagi sekali lantaran telah tidur terlalau lama

Ia duduk di ranjang sejam, dua, tiga.
Sama sekali enggan melihat jam

Mungkin yang 'inherent' dengan sepi cuma dirinya