Tidak seperti biasanya, pada awal tahun 2019 ini aku enggan menulis sesuatu. Bahkan menulis  sesuatu yang tidak ada artinya untuk apapun (seperti biasa aku lakukan).

Persoalannya adalah aku tidak bisa menemukan hal lebih baik yang bisa aku lakukan untuk sekedar melewati kekosongan, kekosangan di antara waktu yang berjalan ketika aku begitu ingin melompatinya dengan tertidur tetapi sekeras apapun berusaha tetap saja tidak ada hasilnya.

Sekarang tidak ada yang lebih aku mau selain mengobrol dengan seseorang.

Berbicara memang paling mudah dengan seseorang. Pembicaraan tentang, ya, banyak hal. Sehingga barangkali aku bisa meminta susuatu untuk dijadikan pertimbangan dalam mengambil langkah. Minimal aku bisa mendengar 'ya' atau 'hmm'. Jika perlu kami bisa membahas tentang rencana-rencana atau jenis pembicaraan lain yang hanya dilakukan orang pada jam 2 pagi. Pada intinya setiap lawan bicara yang aku hadapi pasti akan memunculkan gagasannya masing-masing dan berbeda dengan orang lain.

Tapi tidak dengan ini.

Aku seolah-olah bicara pada seseorang yang kubentuk di dalam kepalaku sendiri. Seseorang yang tidak eksis, yang jika berkata sesuatu tidak pernah ujung nya. Pada akhirnya setiap hal harus aku selesaikan sendiri. Aku sekarang sadar kalau setiap ide, atau apapun yang aku tuliskan, kemudian aku jadikan semacam protokol untuk menjalani hari-hari, seringnya tidak bekerja dengan baik. Lantas, apa gunanya membesarkan hati dengan omong kosong yang muncul dari dalam diri ? agak berlebihan memang. Tapi rasanya aku kesulitan untuk bisa menemukan istilah yang lebih halus dari pada ini : rasanya, lambat laun aku telah kehilangan rasa percaya pada diriku sendiri.